Keberagaman Dalam Bermoderasi Beragama

Bodeh,29 September 2023
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang. ​​​​​Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Moderasi Beragama Sebagai Perekat Bangsa
Mengapa moderasi beragama penting dalam konteks persatuan di Indonesia? Tetapi sebelum
melihat pentingnya moderasi beragama dalam konteks persatuan di Indonesia, maka ada
baiknya penting memahami lebih dahulu pengertian moderasi beragama itu sendiri.
Kata “moderasi” memiliki korelasi dengan beberapa istilah. Dalam bahasa Inggris, kata
“moderasi” berasal dari kata moderation, yang berarti sikap sedang, sikap tidak berlebih-lebihan.
Juga terdapat kata moderator, yang berarti ketua (of meeting), pelerai, penengah (of dispute).
Kata moderation berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti ke-sedang-an (tidak
kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “moderasi”
berarti penghidaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini adalah serapan dari
kata “moderat”, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang
ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah. Sedangkan kata “moderator” berarti orang
yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dan sebagainya), pemimpin sidang (rapat,
diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau pendiskusian masalah, alat pada
mesin yang mengatur atau mengontrol aliran bahan bakar atau sumber tenaga.
Jadi, ketika kata “moderasi” disandingkan dengan kata “beragama”, menjadi “moderasi
beragama”, maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau
menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada
sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan
perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang
menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara,
dan berbangsa Indonesia.
Sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan.
Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian/caci maki
dan hoaks, terutama atas nama agama, adalah kekanak-kanakan, jahat, memecah belah,
merusak kehidupan, patologis, tidak baik dan tidak perlu.
Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengem¬bangkan suatu sikap
keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains), seperti antara klaim
kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas
ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi beragama
terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama
yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan
persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Memperhatikan sikap keberagamaan dalam dinamika berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini,
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada berbagai kesempatan mengajak tokoh-tokoh
agama untuk menjadikan agama sebagai sumber nilai-nilai yang merawat kebinekaan.

Thofikkur Rokhman
PAI Bodeh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

35 Penyuluh Agama Islam Ikuti Retreat Di "Warung Kopi Sangit " Kutasari Purbalingga

Kenapa Anak Perempuan Yang Lahir Kurang 6 Bulan Setelah Pernikahan Harus Dinikahkan Dengan Wali Hakim

IBUKU PAHLAWANKU